Kita Memang Sengaja ‘Diprogram’ untuk Menolak Realitas Flat Earth

Kesimpulan dari pencarian selama ini, kita memang sengaja untuk ‘diprogram’ (dibentuk) menolak realitas Flat Earth.
Here we go!

Indoktrinasi ‘False knowledge’ sebagai pemograman pertama

Mari sedikit flashback, mengulang kembali beberapa hal yang dulu diajarkan ibu-bapak guru di bangku sekolah dasar kita.
Sudah ingat?
Bagus, mari kita jabarkan satu persatu dogma-dogma yang ternyata bermakna false knowledge di bawah ini.

Bumi datar, dimana ujungnya?

“Kalau bumi itu datar, maka dimanakah ujungnya anak-anak? sudah pasti kita akan terjatuh, seandainya bumi itu berbentuk datar dan memiliki tepian bukan?”
Saat itu, ingatan memori otak kita yang masih segar dan memiliki banyak laci-laci kosong untuk dipenuhi semua hal berbau edukasi, dengan mudahnya menerima.
Memasukkan dogma “Kalau bumi datar, ujungnya dimana?”. Terus menerus, repetisi, berulang. Tanpa mampu kita sanggah di fase itu.
Sampai tibalah jaman dimana Sergey — Larry menemukan Google.
Ternyata kalau bumi itu datar, tidaklah harus terjatuh ke tepian. Kita tidak terjatuh ke tepian dataran bumi.
Karena barisan bongkahan es mengelilingi tepian dari bumi datar ini kawan.















Tolong sampaikan informasi terbaru kepada beliau, tidak perlu terjatuh ke tepian bumi kok kalaupun bumi itu datar.
Dalam jurnal Kapten Cook pada tahun 1773, ia menceritakan perjalanannya mengarungi lautan selama tiga tahun delapan hari, dengan perkiraan jarak sejauh enam puluh ribu mil. Dengan fenomena ice wall yang ia temukan.
“The ice extended east and west far beyond the reach of our sight, while the southern half of the horizon was illuminated by rays of light which were reflected from the ice to a considerable height.”

Kapal menghilang dibalik lengkungan (kurvatur) bumi

Ini yang paling pekat teringat dalam memori sampai hari ini!
Cadas kan! Hahaha
Semua objek yang menjauh dari tepian pantai menuju laut lepas; menghilang dari pandangan mata kita dikarenakan objek tersebut menghilang dibalik kurvatur, lengkungan bumi bulat.
Begitulah ceritanya. Hingga semuanya terjawab oleh satu istilah disebut titik perspektif, atau titik hilang.





Objek yang menjauh dari tepian pantai menuju laut lepas, perlahan menghilang dari pandangan mata; jelas bukan karena menghilang di balik lengkungan bumi. Tapi, menghilang karena jarak pandang mata manusia memiliki keterbatasan dalam hal perspektif, titik hilang.

Kita memang sengaja untuk tidak diperkenalkan sejak dini dengan istilah titik perspektif.








Kehebatan teori gravitasi

Apa yang membuat semua objek di atas permukaan bumi tetap menempel? walaupun posisi objek tersebut berada di zona southern hemisphere bumi bulat?
Adalah teori gravitasi, hasil pencetusan ilmuwan yang (sebenarnya juga) penganut paham metafisik, Sir Isaac Newton.


Asumsinya, bila kita mengikuti teori bumi bulat: Posisi kita saat ini dIndonesia dan Australia berada di zona southern hemisphere. Berkebalikan dengan posisi benua-benua northern hemisphere. Berarti, posisi keseharian kita beraktivitas di zona ini berposisi terbalik bukan?
Kepala di bawah, kaki di atas.
Lumayan rumit juga tampaknya yups!? Hehe.





Kita sengaja dicekokkan teori gravitasi, sementara di satu sisi; hukum Archimedes dikesampingkan.

Sifat air selalu mengikuti wadahnya, mau apapun bentuk wadah tersebut; permukaan air selalu datar (level). Mustahil sifat air mengikuti lengkungan bumi, mencembung atau mencekung dalam realita kehidupan kita.



Lalu, bagaimana saya bisa naik-turun sesuka hati disaat menikmati dunia bawah laut saat berkali-kali diving ? kenapa saya justru tidak ikut tertarik menempel ke permukaan bumi, seperti yang gravitasi lakukan terhadap air puluhan juta kubik air laut?
Jawabannya adalah karena: bouyancy, not gravity.


Kedalaman 32 meter, leato beach. Gorontalo.

Dalam teknik diving, dikenal dengan istilah bouyance. Bouyance digunakan untuk meringankan berat massa tubuh kita dengan menarik nafas, sehingga paru-paru akan mengembang, otomatis meringankan berat massa tubuh manusia ketika ada di dalam medium air laut.
Itulah yang menyebabkan diver santai saja naik-turun sesuka mereka. Gravitasinya kemana?

Tahukah kamu, apa saja yang menjadikan teori gravitasi ini maha dahsyat hebatnya?

Teori gravitasilah yang menyebabkan rute lintasan planet-planet selain bumi, tetap pada lintasannya mengitari sang matahari. Konon katanya, besarnya massa gravitasi mataharilah berperan besar akan hal ini.
Karena gravitasi sang bulan juga, yang menyebabkan pasang-surut air laut.
Karena gravitasi bumi jugalah, yang menyebabkan bulan tidak ‘tertarik’ dan terpengaruh mengitari matahari.
Seperti halnya Pluto, Uranus dan kawan-kawan.


Bulan tidak tertarik besarnya gravitasi matahari, begini katanya

Karena gravitasi; jutaan kubik air laut tidak tumpah bleberan, dan semua objek selalu kembali kepada permukaan bumi.





Tahukah kamu, indoktrinasi di fase dini ibarat mengukir di atas batu yang keras dan solid?

Dengan melakukan indoktrinasi di fase sekolah dasar, dengan proses yang tidak sebentar, akan menghasilkan daya rekam ingatan kita sangat tajam.

Pemograman kedua: kepopuleran Pythagoras dan kawan-kawan






Pythagoras from Samos

Pernahkah bertanya lebih jauh dan sederhana: kenapa kita diharuskam mengenal Pythagoras, Copernicus, Kepler, Galileo, Darwin sampai Newton?
Kenapa sistem pendidikan yang katanya mengedepankan ilmu pengetahuan dan keobjektivitasan, seperti ‘belagak pilon’ (tidak tahu) menutup mata dengan pengaruh figur orang hebat lainnya?
Kemanakah nama seorang ilmuwan jenius Claudius Ptoleamy? ilmuwan Mesir yang dengan paham geosentris — Flat Earth digunakan lebih dari seribu tahun lamanya?
Ptoleamy juga melahirkan karya hebatnya selain The Almagest: The Geographia (geograhy) and The Apotelesmatika or Tetrabiblios (astrology).
Kenapa Pythagoras harus lebih dulu diingat ketika saya di kelas tiga SD?
Kemana hilangnya astronomer Skandinavia, asal Denmark, yang pada jamannya diakui: sebagai satu-satunya astronomer hebat yang mengobservasi benda langit dengan mata telanjang, Tycho Brahe.
Malah kalah jauh mentereng oleh asistennya, Johannes Kepler?
FYI. Kepler diduga kuat sebagai orang yang meracuni Tycho melalui minumannya
Alasan logis apa: yang mengharuskan Sir Isaac Newton dan Thomas Alfa Edison justru lebih populer dari seorang Nicola Tesla, Ilmuwan Serbia yang mampu menguasai lima bahasa.




Disamping sepuluh penemuan terpenting Nicola Tesla dalam sejarah peradaban. Ia juga resmi tercatat ketika di Amerika Serikat. sebagai pemilik hak paten dengan total sebanyak seratus dua belas penemuan!
Kenapa namanya tidak tercantum di buku pelajaran kita dulu? terlupakankah? atau sengaja dilupakan?
Kenapa kisah eksperimen ilmiah Airey’s failure dan Morley — Mchpelson malah kalah jauh dari kepopuleran apel yang konon katanya jatuh menimpa kepala Newton, saat menginsipirasi teori maha dahsyat (imajiner) bernama gravitasi?
Ditambah.
Apakah semua simbol masonic lintas generasi antar ilmuwan, hanya sekedar kebetulan?






Fakta yang tercatat sejarah tentang Pythagoras dan kawan-kawan:

  • Pythagoras adalah figur yang pertama kalinya mengajarkan paham bahwa bumi itu spherical (bulat).
  • Pengaruh Pythagoras (pythagoreanism) menjadi azas pemikiran fundamental Freemasonry dan Rosicruanism dalam menjalankan semua ritual dan misi mereka.
“Pythagoreanism may had an effect on Freemasonry and Rosicrucianism, both of which were groups dedicated to the study of mathematics/geometry and logical reasoning as opposed to religious dogma. Both Freemasonry and Rosicrucianism have claimed to have evolved out of the Pythagorean Brotherhood.” — Wikipedia
  • Nicolas Copernicus bukanlah seorang lulusan astronomi. Ia hanya berteman dekat dan menjadi asisten Maria Domenico Novarra, astronomer ternama di Italia pada eranya.
Apakah lagi-lagi kebetulan?
Kenapa Pythagoras dan kawan-kawannya saja yang harus diingat setiap kita menjawab semua ulangan jaman sekolah dulu?
Think!

Pemograman ketiga: absolut dan mutlaknya sebuah ‘Theoritital science’

Theoritical science atau sains yang mengedepankan teori di awalannya. Dengan landasan angka melalui rumusan formulasi Matematika.
Theoritical physics dikenal di masa pre socratic filosofi 2.300 tahun lalu. Kemudian dilanjutkan oleh Plato dan Aristoteles.
Theoretical physics is a branch of physics that employs mathematical models and abstractions of physical objects and systems to rationalize, explain and predict natural phenomena. — Wikipedia
Jadi.
Untuk menjelaskan segala fenomena alam yang di saat itu sulit terpecahkan, maka pendekatan melalui numerologi — gemetria , dan formulasi angka via rumus Matematika dijadikan acuan landasan untuk menjawabnya.
Apakah itu semua pasti benar?, belum tentu. Disinilah letak permasalahannya: semua yang seakan dicetuskan ilmuwan umumnya menggunakan matematika; seakan wah, dan kita harus mengakui mau tidak mau: bahwa itu sudah pasti benar.
Nicola Tesla juga menyampaikan argumen bernada sinis dalam fenomena ini:

“Today’s scientists have substituted mathematics for experiments, and they wander off through equation after equation, and eventually build a structure which has no relation to reality”

Ilmuwan yang memiliki hak paten lebih dari Einstein mengutarakan serupa: kenapa formulasi pendekatan via Matematika justru dijadikan acuan utama?disaat realitanya justru kontradiksi dan ‘tidak nyambung’ dengan apa yang terjadi dalam dunia nyata.
Sifat dasar air adalah memenuhi wadahnya, dan selalu datar di permukaanya. Itu fakta! ilmiah dan nyata dalam realita.
Kenapa realita harus ‘dipaksakan-dicocokkan’ metode rumus matematika demi membuat teori gravitasi bumi bulat mampu ‘mengubah’ sifat dasar air menjadi melengkung?
Aneh. Synchronity!
Disini jelas jelas fraud! pseudo science! ‘cocoklogi’ atas nama theoritical science.
Science is tested by experiment, pseudo-science is dressed in scientific jargon, but without proper experimentation.
Teori gravitasi hanyalah sekedar teori. Implementasi dalam eksperimen ilmiah, kongkritnya, seperti apa?

Kenapa kita diharuskan mempercayai semua asumsi formulasi rumus angka-angka Matematika, disaat realita dan logika yang terjadi justru jelas kontra bertentangan.

Yang Maha Benar Theoritical science.
Apakah itu yang dinamakan Sains atau ‘belief science’?.





Tidak semua teori dan formulasi rumus matematika adalah theoritical science. Ada beberapa hal yang memang klop dan kongkrit dengan realita dalam kehidupan sehari-hari.






Kesimpulan mendasar atas semua itu adalah:

Sains modern sejak dulu berambisi untuk menyembunyikan eksistensi Tuhan dalam penciptaan manusia dan alam semesta

Peran Jesuit dalam menggunakan tameng sains dan pengetahuan di atas agama (saintia above sapientia), menjadikan semua hal yang tidak terjawab oleh agama, haruslah ditemukan cara dan jawabannya melalui sains pengetahuan. Logika manusia.
Sehingga tidak akan ada lagi pertanyaan yang tidak terjawab. “There’s nothing above question.”
Peran pengaruh paganisme-okultisme, jelas kental dalam proses keputusan dan penentuan di jaman renaissance, abad pertengahan. Paling sederhana, mereka menjadikan matahari (dewa Ra) sebagai level tertinggi dalam dunia astronomi — metafisik.
Martin Luther justru menolak keras pemikiran kontroversi teori heliosentris yang diajukan Copernicus kepada Pope III.
“The earth is not a spinning globe on a 1039 MPH nor is earth 4.9 billion years old. Absurdities you were taught and which stemmed from Masonic, Royal Society London.” 
Dr. Lawrence Cohen. Eks agen Mossad & Intelijen USA.

Tuhan bekerja secara misterius, “God works in mysterious way”

Percayakah kamu bahwa peran Tuhan dalam menunjukkan pekerjanNya sangatlah misterius?
Saya sangat percaya, setelah melalui jatuh-bangun dalam kehidupan. Hidayah Flat Earth menjadikan saya ke titik awal (default), sebagaimana mestinya. Dan meninggalkan paham keagnostikan karena menjadikan logika sebagai panduan utama saya berpikir. Ternyata salah.
Penciptaan alam dan manusia, mustahil terjadi karena big bang dan sebuah kebetulan sekedar ledakan kosmik yang dahsyat.
Manusia bukanlah sebuah kebetulan.
Kita bukanlah hasil dari evolusi kera, monyet, atau apalah Darwin mau menyebutnya.



Mungkin hanya Darwin dan pengikutnya yang memang ingin disebut begitu!?

Flat Earth tidaklah anti terhadap sains ilmiah

Eksperimen Morley-Mcphelson (yang kemudian dibantah oleh cara mereka: menjadikan Einstein sangat populer) adalah eksperimen ilmiah.
Begitu juga dengan eksperimen Sagnac dan Airey’s failure.
Zetetic astronomy adalah jurnal ilmiah. Terra Firma juga sebuah jurnal ilmiah. Samuel Rowbothom, yang melakukan eksperimen Bedford tunnel, juga seorang ilmuwan terkenal Inggris pada jamannya.
Dan masih ada beberapa yang sifatnya ilmiah, saintifik, dan bisa dibuktikan dengan eksperimen ilmiah.
Namun, ‘sistem peradaban’ memang jelas sengaja memilih semua hal yang hanya mendukung ‘tujuan’ mereka di saat itu.

Pada akhirnya, “We must unlearn what we have learned. Relearn and learn”

Apakah ibu-bapak guru yang mengajarkan semua itu juga ikutan salah?
Tentu tidak. Mereka sama sekali tidak salah.
Mereka hanya berusaha maksimal untuk menyampaikan apa yang menjadi kewajiban mereka, mengajar.
Mereka hanya menjalankan tugas dengan menyampaikan apa yang ‘konon katanya’ sudah paling benar. Yang terkandung dalam sistem edukasi dan menjadi S.O.P materi kurikulum pelajaran.
Santai saja, toh kita mustahil mengubah sistem. Tapi kita bisa mengganggu pikiran awam dan rantai sistem di dalamnya.
Mari kita berpikir sederhana dan buat gaduh society dengan konsep proses metode saintifik:



Kalau asumsi seorang Kepler dipergunakan sampai hari ini, dengan argumen: memperbarui orbit eclipse Heliosentris dari Copernicus.
Lalu.


Ratusan tahun berikutnya Newton hadir, untuk ‘melengkapi’ dunia sains dengan teori gravitasi dan kalkulus.
Kenapa sains modern tidak berusaha untuk memperbarui teori-teori sebelumnya?
Yang semakin jelas menunjukkan kumpulan teori heliosentris sangat amat janggal dalam realitanya? Atau memang sengaja dibiarkan? demi melanjutkan pesan ajaran paganisme melalui numerologi dan metafisik?
Ehm. Silahkan menilai sendiri :)

Kita Memang Sengaja ‘Diprogram’ untuk Menolak Realitas Flat Earth Kita Memang Sengaja ‘Diprogram’ untuk Menolak Realitas Flat Earth Reviewed by Unknown on Maret 29, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar